Andri menjadi buah bibir lantaran dirinya sempat diduga tewas akibat dianiaya aparat. Hal ini terungkap dari beredarnya video penganiayaan yang dilakukan aparat kepada seorang pemuda yang mengakibatkan pemuda itu tewas.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Mabes Polri, Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo menyatakan bahwa narasi yang menyebutkan tewasnya pemuda akibat penganiayaan aparat merupakan kabar hoaks. Nyatanya pemuda di video yang berdurasi sekitar 40 detik itu ialah Andri Bibir yang telah digiring polisi.
Andri diduga menjadi penyuplai batu yang digunakan untuk melempar aparat pada aksi 22 Mei. Ia juga menggunakan tas ransel dan membawa air dengan jeriken.
Saat konferensi pers, Andri mengaku sendiri bahwa pria yang dipukuli di video yang viral tersebut adalah dirinya. Ia ditangkap saat sedang terlelap. Andri sempat ingin melarikan diri.
"Kebetulan lagi sedang istirahat sempat tertidur dan pagi ketangkap dan sempat saya mau melarikan diri ke belakang ternyata sudah banyak Brimob, akhirnya saya ketangkap di parkiran," kata Andri di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Sabtu (25/5).
Andri mengaku turut mengumpulkan batu karena ikut sakit hari terkena gas air mata. Nahas polisi menangkapnya setelah melakukan aksi tersebut.
"Awalnya saya ikut-ikutan dan di situ saya kena gas air mata, saya sakit hati dan saya membantu supaya pendemo semakin lebih mudah untuk mendapatkan batu," tutur Andri.
Seorang pria paruh baya yang tinggal di sekitaran Kampung Bali XVII mengaku tidak pernah melihat Andri sebelumnya. Pria itu mengatakan mengetahui kabar Andri dipukul baru saat berita beredar.
"Enggak kenal, bukan anak sini kayanya. Cuma kita pada tahu kejadian itu (penganiayaan) kemarin lah," kata warga yang enggan namanya disebutkan kepada CNNIndonesia.com di Kampung Bali XVII, Jakarta, Minggu (26/5).
Sejumlah tersangka kerusuhan di Aksi 22 Mei. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
|
Pada saat kerusuhan terjadi, kata dia, semua warga berada di luar rumah dan diam di jalan depan rumah. Warga tidak berani turut rusuh karena takut dituduh provokasi.
"Ya kita di luar aja diem di sini, kan takut juga ada sweeping-sweeping kita yang kena, takut dikira ikutan," ucap dia.
Kendati tak mengetahui Andri, pria tersebut mengaku mengenal Arya, salah satu yang juga ditetapkan sebagai tersangka kerusuhan. Arya memang warga Kampung Bali namun tidak bermukim di sekitaran daerah tersebut.
"KTP-nya Arya memang di sini kalau enggak salah. Tapi dia udah enggak tinggal di sini, main doang. Dia tinggal di Slipi kalau enggak salah," kata pria tersebut.
Kendati begitu, Arya dikenal orang pendiam dan tak banyak berbicara. Karena itu, dia mengaku kaget saat mendengar Arya ditangkap sebagai salah satu tersangka kerusuhan Aksi 22 Mei.
"Arya itu tukang ojek online, anaknya kalem lah. Kita juga kaget enggak nyangka," ujarnya.
Pantauan CNNIndonesia.com di lapangan, tempat Andri dianiaya oleh petugas berada di sebuah parkiran swasta belakang Masjid Al Huda. Depan jalan masjid itu sendiri terlihat sepi.
Di depan Masjid tertempel tulisan 'closed' dengan pintu pagar setengah terbuka. Di samping Masjid ada tembok berwarna biru yang sempat terlihat di video yang viral tersebut.
Sejumlah mobil terlihat terparkir di lapangan itu. Sesekali satu orang anggota TNI AD mengelilingi area tersebut. Dua sampai tiga anggota polisi juga sempat berlalu lalang di daerah Kampung Bali.
Jalanan terlihat sepi dan tak terlalu ramai. Di samping parkiran itu ada gang yang sedianya diisi tempat makan para karyawan perusahaan yang bekerja di gedung seberang. Namun tak satupun gerobak di daerah itu terlihat berjualan.
[Gambas:Video CNN] (ctr/ain)
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190526132637-12-398493/andri-bibir-di-rusuh-22-mei-jadi-buah-bibir-dan-berujung-bui
2019-05-26 07:36:33Z
52781628965982
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Andri Bibir di Rusuh 22 Mei, Jadi Buah Bibir dan Berujung Bui - CNN Indonesia"
Post a Comment